Selasa, 21 Februari 2012

NEGERI 5 MENARA

Sebenarnya sudah lumayan lama buku ini tersimpan diantara tumpukan buku buku koleksiku. Tapi baru akhir akhir ini jadi tertarik gara gara dibuat film. Neh kemarin liat TV ternyata sudah mulai promo filmnya dan akan ditayangkan awal maret ntar. Kalo teman2 pada malas baca trus pengennya yang ringkas ringkas boleh aja tuh liat perdananya nanti. hehehe awalnya sih suamiku yang membelinya waktu kami jalan. Katanya penulisnya bakalan di wawancarai di kick andy show. Weeits jadi tertarik rupanya suamiku untuk membelinya gara gara sponsor. Sampai di rumah langsung dibacanya. Hanya di carinya inti intinya kemudian melihat langsung penulisnya di kick andy show.

Mau tahu resensinya? simak lebih lanjut tulisan ku ini yah...
NEGERI 5 MENARA
Oleh       : A. Fuadi
Penerbit  : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Halaman  : 423 halaman, cetakan kesepuluh januari 2011

Novel fiksi ini merupakan inspirasi kisah dari penulisnya sendiri, A.Fuadi. Novel ini cocok sekali digunakan sebagai motivasi kita untuk tidak pernah takut pada mimpi. Dengan membaca novel ini kita seakan dibawa masuk ke sebuah kehidupan pondok pesantren yang barangkali tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Bagaimana para ustad disana mendidik santrinya untuk menjadi orang yang mau bermimpi. Jarang sekali buku yang melatar setingannya di sebuah pondok. Itulah yang membuat buku ini lain dari yang lain.


Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan tentu mandi berkecipak di air biru Danau Maninjau.Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak menggigau dalam bahasa Inggris, merinding mendengar ribuan orang melagukan Syair Abu Nawas dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian jiwa muda ini membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apa pun. Tuhan sungguh Maha Mendengar. 

Kekurangan buku ini adalah judulnya yang barangkali sangat sulit ditangkap oleh banyak orang. Apa sebenarnya maksud dari negeri 5 menara? jika dihubungkan dengan sampul depannya barangkali kalau yang jeli barulah kita tahu apa maksudnya, ditambah dengan baca isi nya tentunya.   5 Menara itu maksudnya adalah refleksi awan atas negara yang ada di benak Alif dan kawan-kawan saat sedang leyeh-leyeh di menara markas mereka. Alif merefleksikan awan itu sebagai Amerika, Raja merefleksikan menjadi Eropa, Baso dan Atang Asia Afrika sementara Said & Dulmadjid melihatnya hanya sekedar langit Indonesia biasa. Itulah 5 Menara yang dimaksud, Negara yang kelak mereka janji akan takhlukkan. Indonesia-Amerika-Eropa-Asia-Afrika. Muluk-muluk? Tentu tidak. Karena novel ini bertujuan untuk membangkitkan motivasi kita.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. 

Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi. Penulisnya sendiri merupakan lulusan alumni pondok modern gontor,HI unpad,George washington University,dan royal holloway,university of london. Penerima 8 beasiswa luarnegeri ini meniatkan sebagian royalti trilogi ini untuk membangun komunitas menara,sebuah lembaga sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu dengan basis sukarelawan.

MAN JADDA WA JADA!!!! SIAPA YANG BERSUNGGUH SUNGGUH AKAN BERHASIL